Ceritasedih yang bisa bikin kamu nangis terharu tadi juga mengajarkan pada kita bahwa cinta bisa berbentuk dedikasi. Seperti istri yang tetap tabah meski tidak lagi bisa berbincang dan bergurau dengan suaminya. Baca juga: 15 Contoh Cerpen Singkat untuk Renungan Hidup. 7. Bahagia Untukmu Inilahcerpen sedih tentang perpisahan keluarga dan ulasan lain mengenai hal-hal yang masih ada kaitannya dengan cerpen sedih tentang perpisahan keluarga yang Anda cari. Kasih Seorang Ibu Masuk Baca dan Renungkan. Gimana bagus gak cukup rumitkan ceritanya. Sebuah cerpen cinta singkat cerita cinta sedih bikin nangis cerpen sedih bikin nangis CerpenSedih Terbaru Bikin Nangis Banget. Berikanlah Ku HIdup Lebih Lama Lagi. Aku ialah seorang gadis yang cantik juga. Katanya orang - orang aku ialah gadis yang cukup untung. Tetapi, Diriku mengidap penyakit kanker otak stadium dua. Aku sangat takut diriku akan meninggalkan keluargaku tercinta. Disetiap hariku slalu berdoa pada Allah Vay Tiền Nhanh. Bingkai Nasional - Ada beberapa judul film sedih tentang keluarga Indonesia terbaik yang bisa kamu tonton di akhir pekan atau waktu luang. Beberapa deretan film Indonesia ini memiliki alur cerita yang sangat bagus dan tentunya bisa mengaduk-aduk emosi penonton hingga meneteskan air mata. Film sedih tentang keluarga Indonesia di bawah ini adalah film yang sedang tayang di bioskop maupun yang sedang tayang di situs layanan video streaming seperti Netflix. Yuk simak rekomendasi film sedih tentang keluarga Indonesia terbaik Baca Juga Review Miracle In Cell No 7 Indonesia Film Remake Yang Bisa Bikin Nangis 1. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini Poster film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. IMDb Rekomendasi Film Sedih Tentang Keluarga Indonesia yang pertama adalah Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini. Film ini merupakan adaptasi dari buku kumpulan quotes karya Marchella Mengisahkan sebuah keluarga yang terdiri dari tiga kakak beradik, dengan berbagai konflik keluarga yang relate untuk beberapa orang. Emosi kamu akan teraduk-aduk kala kakak beradik ini mengungkapkan trauma dan rahasia keluarga yang selama ini tersembunyi. 2. Keluarga Cemara Poster film Keluarga Cemara 2 Selanjutnya ada Keluarga Cemara yang diangkat dari serial TV pada tahun 90'an. Berkisah tentang keluarga yang harus pindah ke desa terpencil karena bangkrut, kamu akan teraduk-aduk emosinya melalui konflik yang terjadi. Terkini Setiap cerita di wattpad yang disajikan oleh penulis tentu saja mempunyai pesan tersirat di dalamnya. Khusus dalam posting ini, saya akan memberikan rekomendasi cerita wattpad sedih tentang keluarga yang kebanyakan kisahnya relate dengan kehidupan nyata. Bagi kamu yang sering membaca kisah-kisah menyentuh hati, kemungkinan besar akan menyukainya. Karena kamu akan terbawa pada suasana yang akan membuatmu baper, atau bahkan menangis. 1. Damian & Evelyn source Wattpad sad story about family yang pertama yaitu Damian & Evelyn. Novel Wattpad karangan Shineeminka ini mengisahkan tentang Evelyn yang mempunyai satu tangan. Dia seringkali dikucilkan oleh orang di sekitarnya karena keterbatasan fisik tersebut. Lebih daripada itu, hati Evelyn juga terluka karena kerap kali menerima perlakuan buruk dari ayahnya sendiri. Evelyn selalu menjadikan ibunya sebagai figur pelindung. Dalam hidupnya dia berharap untuk mempunyai kisah yang indah sebagaimana orang lain. Karena nasib malangnya itu, Evelyn jadi berpikir dan terus bertanya-tanya, “Mengapa aku terlahir berbeda?” Tentu saja kisah ini mengundang rasa pedih di hati para pembaca. Membayangkan Evelyn yang harus menjalani hidup dengan kondisi yang kurang sempurna dan diperlakukan dengan tidak adil oleh orang-orang di sekitar membuat siapa pun gampang tersentuh. 2. Sembunyi dalam Senyum source Cerita wattpad yang bisa bikin nangis dan baper selanjutnya yaitu Sembunyi dalam Senyum yang ditulis oleh Lulu Pratama Putri. Kamu bisa menemukannya di aplikasi Wattpad dan bisa dibaca melalui website juga. Novel ini mengisahkan tentang Aira, seorang gadis yang diam-diam menyembunyikan banyak luka dalam hatinya. Namun, tentu saja luka yang dipendam dan ditimbun akan semakin menumpuk dan kian terasa menyakitkan. Sayangnya, Aira tetap berusaha untuk menutupi kesedihan yang dia rasakan melalui senyuman manisnya. Saat membaca novel ini kamu akan merasakan bagaimana penantian’ kasih sayang yang sesungguhnya. Sepertihalnya Aira yang selalu berharap dapat merasakan kebahagiaan lagi dan disayang oleh ayahnya. Bagaimana mungkin seseorang bisa menahan kepedihan dalam hatinya? Kamu pasti akan merasakan pedih yang cukup mendalam bila membaca langsung kisah dalam novel Sembunyi dalam Senyum ini. Baca juga Cara jadi penulis novel pemula 3. Mentari Tanpa Sinar source Rekomendasi novel yang mempunyai kisah sedih selanjutnya yaitu Mentari Tanpa Sinar. Bukankah semestinya mentari selalu memancarkan sinar? Tentu saja penulis, Olga Griselda Tarigan, mempunyai tujuan tertentu dari judul yang dia berikan untuk karyanya ini. Kisah dalam novel ini dibawakan oleh seorang gadis bernama Mentari. Dalam hidupnya dia merasa kehilangan sinarnya. Mentari mempunyai keinginan yang besar untuk bisa merasakan kasih sayang, perhatian, serta mendapatkan kepedulian walaupun hanya sekali saja. Akan tetapi harapannya seakan-akan sangat mustahil untuk terjadi. Bahkan semua orang, termasuk kekasih dan juga orang tuanya justru melakukan hal yang sebaliknya. Mereka lebih tertarik kepada Bulan, kembaran Mentari. Tak heran bila Bulan mendapatkan lebih banyak kepedulian dan juga perhatian. Apa sebenarnya salah Mentari? Tentu dia tidak ingin menjadi seorang anak yang bernasib sedemikian rupa. Bagaimana bila kamu yang menjadi Mentari? Rasanya hidup akan seperti tak adil untuk dijalani. Karenanya Mentari berpikir dan menganggap bahwa sepi adalah sahabat terbaiknya. Meski demikian, dia tetap berharap bila kelak kebahagiaan akan datang dalam hidupnya. Akankah harapan Mentari bisa terwujud? 4. Cherry Blossom source Novel karya Christ Bella ini menceritakan tentang Abrianna. Bisa dibilang Abriana “Abby” adalah orang yang paling beruntung di dunia. Dalam hidupnya, Abby memiliki seorang ayah yang selalu memberinya dukungan, dia juga mempunyai prestasi yang gemilang, pacar yang perhatian, dan juga sahabat yang baik. Namun, siapa sangka bila hal tersebut hanya terjadi dalam waktu yang singkat? Kenyataannya Abby hanya menikmati kesempurnaan hidup itu sementara saja. Kebahagiaan berangsur memudar ketika orang-orang terkasihnya justru berbalik mengkhianatinya. Cerita ini juga relate dengan kehidupan nyata, di mana orang-orang terdekat yang dianggap paling setia bisa berbalik arah dan mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya. Karenanya dalam cerita ini, Abby juga menyadari bahwa hidupnya akan terus berjalan dan setiap orang mungkin aja akan terus berubah. Baca juga Cara menulis cerita di Wattpad untuk pemula Kesimpulan Setiap cerita selalu mempunyai rasa yang berbeda untuk setiap orang yang membacanya. Namun, kisah tentang perjuangan seseorang untuk mendapatkan kesempurnaan hidup seperti halnya beberapa tokoh dalam novel-novel tersebut sudah cukup untuk menyentuh perasaanmu ketika membacanya. Jadi, dari empat rekomendasi cerita Wattpad sedih tentang keluarga ini, mana saja yang selanjutnya ingin kamu baca? Artikel terkait Cara agar cerita Wattpad banyak yang baca dan vote Cahaya bulan bersembunyi di balik hati adalah Cerpen naratif sedih mengharukan dan sangat menyentuh hati tentang persahabat dua anak yang sangat kuat sampai mereka bersatu dalam satu tentang kehidupan sehari hari antara Nuri yang mengidap Hepatitis akut yang memerlukan donor hati secepatnya dan juga Bulan yang merupakan anak disabilitas yang lumpuh dan Cerpen sedih mengharukan dan sangat menyentuh hati tentang persahabatan anak terjadi ketegangan antara keluarga Nuri dan keluarga Bulan yang menguji keteguhan persahabatan lebih jelasnya cerita sedih bikin nangis tentang dua anak sahabat disimak saja cerpen sedih yang menyentuh hati dan mengharukan tentang penyakit berikut BULAN BERSEMBUNYI DI BALIK HATI Author Zaidan Akbar"Bagaimana kondisi Nuri, anak kami, dok?" tanya seorang pria berdasi bersama istrinya yang dari tadi terlihat begitu cemas."Begini, Pak Fadli! kondisi Nuri semakin lama akan semakin melemah, artinya kita harus lakukan secepatnya operasi transplantasi hati, tapi kita belum menemukan pendonor buat Nuri," papar dokter itu pada Fadli."Dokter, lakukan yang terbaik pada anak kami, berapapun besar biayanya itu tak masalah," pinta Fadli."Bapak dan Ibu berdoa saja, insyaallah akan ada jalan terbaik buat Nuri," ujar dokter Yudha."Terimakasih banyak, dok!" ucap Fadli pada dokter Yudha."Baiklah Pak Fadli, Bu Ida saya permisi dulu," kata dokter itu sembari meninggalkan Fadli dan Nuri masih terbaring di ranjang pesakitan. Anak perempuan berusia lima belas tahun itu, sudah terlalu sering keluar masuk Rumah Sakit medis, selang oksigen dan sebotol cairan infus seakan ikut berjuang membantu Nuri dalam melawan penyakitnya hati yang diidap Nuri, membuat kesehatan Nuri yang kian hari kian terus saja kondisi Nuri ini sangat mengkhawatirkan kedua orang tuanya. Sebagai orang tua, Fadli dan Ida terus berharap agar Tuhan secepatnya mengirimkan malaikat pendonor hati supaya operasi dapat segera seminggu Nuri di Rumah Sakit. Hari ini Nuri telah merasa sedikit lebih baik dan dokter pun sudah mengijinkan Nuri untuk pulang ke Nuri begitu megah, namun Nuri tetap merasa kesepian di situ. Kesibukan kedua orangtuanya membuat Nuri selalu dibelenggu sunyi, sendiri dan tiada teman berbagi berprofesi sebagai seorang manajer perusahaan dan begitu pula dengan Ida yang sedang mengembangkan usaha butik miliknya yang ia geluti sejak lama bahkan jauh sebelum ia menjadi kota bisnis yang menjanjikan buat Fadli dan Ida dalam meniti karir mereka, namun ambisi Fadli dan Ida ternyata menyeret keduanya menjadi bagian dari masyarakat urban yang mereka sibuk dengan urusan pekerjaan dan pekerjaan saja, hingga kedua orang tua ini tak punya waktu banyak untuk menemani Nuri dalam mengisi hari-harinya yang sepi ini, Nuri hanya diurus oleh seorang pembantu, tapi kali ini seperti kesunyian ini semakin pekat terasa di benak Nuri sebab Bi Ijah 'Si Pembantu' itu tak lagi bekerja di rumah mereka sejak seminggu yang Fadli mulai memahami kondisi anaknya itu. Makanya pada libur sekolah tahun ini, Fadli dan keluarga memutuskan untuk berlibur ke kampung halaman Fadli yaitu di Sei Berombang, sebuah perkampungan pesisir di mana dulu Fadli pernah lahirkan di dua puluh tahun lamanya, Fadli tak pernah kembali ke tanah kelahirannya itu. Hal ini karena memang Fadli adalah seorang yatim sebatang kara yang penuh kepahitan ini, memaksa Fadli harus merantau dan berkelana. Sampai pada puncaknya Fadli menemukan Ida sebagai tambatan hati yang dinikahinya delapan belas tahun Fadli kali ini, selain bertujuan untuk berziarah ke makam ayah dan ibunya, Fadli juga ingin memberikan suasana baru buat Nuri, setidaknya dalam beberapa hari ini, Fadli dan Ida dapat menghabiskan waktu bersama anak semata wayang beberapa hari di Sei Berombang, Fadli dan keluarga tinggal di rumah sahabat baiknya yaitu Tamrin. Dulu Fadli dan Tamrin merupakan teman dekat, teman yang saling memahami antara satu dan yang Nuri terasa bahagia. Kebersamaan Nuri berserta ayah dan ibunya telah berhasil mengukir senyum di bibir gadis kecil suatu ketika, Nuri diajak berbelanja oleh ibunya di sebuah pasar tradisional. Berbagai kebutuhan rumah tangga ada di sela kebisingan suara pasar, tanpa sengaja Nuri melihat seorang Ibu tak seberapa tua sedang berjalan kaki sambil mengendong seorang bocah perempuan. Bocah itu kita kira seumuran dengan bola mata Nuri terus saja lekat menyoroti Ibu dan anak itu. Nuri meninggalkan ibunya yang tengah sibuk memilih-milih barang yang hendak mereka beli. Nuri pun berjalan menghampiri apa yang ia lihat dari semakin mendekat, ternyata ibu yang dilihat Nuri ini adalah seorang pedagang sapu lidi. Terdapat empat ikat sapu lidi yang ia jajakan di situ. Sedangkan anak perempuan yang ibu gendong tersebut sepertinya kondisi bocah perempuan itu lumpuh dan buta."Ada apa nak? mau beli sapu lidi ibu?" tanya Ibu perempuan itu pada hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian ibu pedagang sapu lidi itu hanya tersenyum saja melihat Nuri."Siapa Bu? pembeli ya? tanya bocah buta dan lumpuh itu pada Ibunya."Ibu! kalau dagangan kita habis terjual, maka hari ini kita akan beli beras kan Bu, hari ini kita tak akan makan ubi lagi, iya kan Bu?" bocah cacat itu melanjutkan pertanyaannya."Ibunya hanya diam, matanya sedikit bergenang air. Ia hanya mengelus-elus kepala anaknya yang bertanya Nuri merasa iba pada ibu dan anak ini. Nuri merogoh kantongnya sambil bertanya."Bu, seikat sapu lidinya berapa sih Bu?""Tujuh ribu," sambut anak buta dan lumpuh itu menjawab pertanyaan Nuri"Kalau begitu, saya beli semua, empat ikat sapu lidi ini," ujar Nuri sembari menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan."Tak ada uang kembalian nak!" ucap ibu pedagang itu."Tak usah Bu! kembalinya untuk ibu saja," pungkas Nuri sambil pergi membawa empat ikat sapu lidi yang dibelinya pedagang tersebut hanya tercengang dan tak bisa berbuat apa-apa lagi bahkan ucapan terimakasih pun tak sempat ia ucapkan pada Nuri dipanggil oleh Ida, ibunya."Nuri, untuk apa kau beli sapu lidi sebanyak ini?" tanya ibunya dengan nada menjawab pertanyaan ibunya, Nuri menceritakan apa yang ia saksikan di pasar tadi. Nuri mengatakan bahwa ia merasa kasihan sekali sehingga Nuri membeli semua sapu lidi yang dijual Ibu di rumah, Ida bercerita pada Rosmah istrinya Tamrin. Ida menceritakan perilaku Nuri saat di pasar menjelaskan bahwa yang dimaksud Nuri itu mungkin adalah Hawa. Hawa ini sehari-hari memang menjual sapu lidi buatan sendiri untuk ia jual di merupakan Janda dengan satu anak perempuan yang bersusia lima belas tahun. Anak itu bernama adalah bocah perempuan yang cacat. Ia lumpuh dan buta. Hawa selalu menggendong Bulan saat pergi dan pulang ini terpaksa Hawa lakukan sebab tak ada yang mengurus Bulan di rumah saat Hawa berdagang. Hawa bertempat tinggal pada sebuah gang yang tidak jauh dari kediaman harinya, Nuri berniat bertandang ke rumah Bulan. Nuri ingin berteman dengan Bulan. Nuri masih ingat alamat Bulan seperti yang dikatakan Bu Rosmah kemarin."Assalamualaikum." Nuri mengucapkan salam di depan rumah Bulan."Waalaikum salam," sahut Hawa dari dalam rumah seraya membuka pintu Hawa mencoba mengenali perempuan kecil yang datang kerumahnya itu."Saya Nuri, Bu! kita bertemu kemarin di pasar," ujar Nuri mengingatkan."Oh iya, maaf ibu lupa mengucapkan terimakasih kasih waktu itu," kata hanya tersenyum dan berkata."Bulan ada Bu?" tanya Nuri pada Hawa."Kau mengenal Bulan?" Hawa balik bertanya pada Nuri dengan sedikit kembali tersenyum dan ia menjelaskan bahwa niatnya ingin berteman dengan Bulan."Baiklah, Nuri! Bulan ada di taman samping rumah, ayo ibu antar nak Nuri menemui Bulan," ajak di taman bunga, Nuri seperti terperanjat melihat keindahan bunga-bunga yang di tanam di situ. sementara Nuri mendapati Bulan yang sedang meraba-raba bunga yang ada dalam jambangan- jambangan itu."Bulan, aku Nuri." ucap Nuri memperkenalkan diri sambil meraih tangan Bulan."Kemarin kita bertemu di pasar, aku yang membeli sapu lidi dagangan ibumu," lanjut Nuri untuk meyakinkan terlihat tersenyum dan Bulan meletakkan telapak tangannya ke arah muka Nuri dan ia mengusap wajah Nuri sebagi upaya untuk menghafal dan mengenali wajah Nuri. Lalu bulan berkata."Terimakasih, Nuri! kau telah sudi mengunjungiku, selama ini aku tak pernah punya seorang teman, aku terperangkap dalam kegelapan ini," ungkap Nuri."Mulai sekarang aku akan menjadi temanmu Bulan! meski aku hanya beberapa hari di sini" tegas Nuri pada Bulan."Terimakasih Nur" ucap Bulan."Sungguh indah taman ini, bunga-bunga yang tumbuh berwarna-warni." Nuri menyatakan apa yang sedang ia rasakan."Apa bedanya bagiku, Nur! dalam hidup ini, aku hanya mengerti satu warna saja yaitu gelap, tak ada selain itu. Bulan juga mengungkapkan apa yang ia rasa."Jangan khawatir Lan! aku akan menceritakan semua yang ingin kau lihat, aku akan menjadi mata bagimu, apa kau mau?"Bulan hanya mengangguk saja mendengar ucapan Nuri itu. Percakapan antara Nuri dan Bulan kian terlihat akrab. Mereka berdua tertawa bersama dan saling tampak Bulan dan Nuri bermain tebak-tebakan warna bunga-bunga yang ada di taman itu. Agar permainan tebak-tebakan warna bunga ini terasa lebih adil, maka Nuri menutup kedua matanya dengan sehelai kejauhan, Hawa melihat keakraban anaknya Bulan dan teman barunya Nuri. Sontak air mata Hawa mengalir bagai air sungai yang keluar di kaki bukit. kelopak mata wanita tak bersuami itu basah di banjiri bahagia bercampur tidak, sepanjang hidup Hawa, ia tak pernah melihat Bulan sebahagia hari pun tiba, langit mulai hitam. Matahari sebentar lagi akan pulang kepangkuan alam, itu tandanya senja akan segera datang menjelma. Nuri pun pamit pulang. Ia juga tak ingin ayah dan ibunya khawatir karena itu, Nuri semakin sering bermain bersama Bulan. Kedekatan mereka semakin erat dari hari ke mereka pun semakin kuat. Nuri sengaja tak memberitahu Bulan maupun ibunya, Hawa tentang penyakit yang selama ini diderita Nuri, karena Nuri dilarang oleh Ayah dan ibunya memberitahu siapapun tentang Fadli dan Ida sebagai orang tua dari Nuri tampak bahagia sebab akhir-akhir ini Nuri terlihat begitu ceria dan gembira, mereka juga ikut senang melihat perkembangan mental ada satu hal yang membuat Fadli dan Ida merasa heran yaitu selepas Sholat Zhuhur, Nuri pasti menghilang dan kembali baru pada sore menjawab kebingungan ini, maka pada suatu hari, diam-diam Fadli mengikuti anaknya sampai pada akhirnya ia sampai ke rumah rumah Bulan, Fadli kaget setelah melihat sosok Hawa. Fadli dan Hawa saling bertatapan. Mereka terpaku yang Fadli lihat ini adalah Hawa yang sama yang ia kenal sejak dua puluh tahun yang yang dulu pernah mengisi hati Fadli di masa mudanya, Hawa yang dulu bersama Fadli pernah berjanji sehidup semati sewaktu mereka adalah sepasang Hawa yang menolak Fadli karena Keluarga Hawa memiliki adat pernikahan antar sepupu seperti juga kebanyakan orang-orang disini. Hawa yang tak bisa menentang adat adalah Hawa yang dulu menjadi salah satu alasan Bagi Fadli meninggalkan tanah kelahirannya dan merantau tak tentu arah. Hawa yang ada di hadapan Fadli kini ialah sepenggal kisah masa lalunya di perkampungan Sei Berombang ini."Apa kabar bang Fadli?" cetus Hawa dengan pertanyaan basa-basinya."Baik Wa!, ini Nuri anakku," ucap Fadli"Dan ini Bulan, anakku, sambut Hawa, tapi ia tak seberuntung Nuri, anakku terlahir cacat, Bulan lumpuh dan buta," ujar Hawa dengan suara yang bergetar dan mata yang yang masih saja berdiri di teras rumah itu lalu memandang ke segala sisi dari luar rumah, rumah yang bisa dikatakan lebih mirip dengan sebuah gubuk tua."Beginilah keadaanku sekarang bang," kata Hawa."Ayah dan mertuaku bangkrut, gudang ikan dan usaha laut milik mereka terpaksa dijual untuk menutupi hutang, sampai-sampai suamiku harus bekerja menjadi buruh nelayan yang akhirnya membuat ia kehilangan nyawanya saat mencari nafkah di laut."Hawa menjelaskan kehidupannya pada Fadli dengan tangisnya yang tersedu-sedu."Sekarang, hanya Bulan satu-satunya yang ku punya di dunia ini, walau tak sempurna ia yang selalu menguatkan hidupku, kemana aku pergi aku selalu menggendong Bulan bahkan saat aku berjualan sapu lidi sekalipun aku tetap menggendongnya ke pasar."Jadi Usman suamimu, meninggal dalam kecelakaan di laut?" tanya terdiam saja dan air matanya terus mengalir tertumpah mengenang semua itu."Bersabarlah Wa, mungkin itu sudah jalan takdirnya," ujar Fadli untuk menenangkan entah dari arah mana Ida muncul dan mendapati suaminya, Fadli sedang berbincang bersama Hawa, sang mantan."Mas Fadli!, jadi ini Hawa yang sering kau ceritakan padaku dan kini di belakangku, kau mulai menemui mantan kekasihmu ini, tega kamu ya mas!" ucap Ida dengan nada geram."Ida! ini tak seperti yang kau pikirkan, aku kemari hanya mencari Nuri dan aku tidak tahu bahwa ini adalah Rumahnya Hawa." Fadli coba untuk menjelaskan."Ida! lagi pula aku dan Hawa sekarang tak ada hubungan apa-apa, semua itu hanya masa lalu, percayalah Ida! ujar Fadli untuk meyakinkan istrinya."Sekarang juga kita pulang ke Surabaya," pinta Ida dengan Ida membalikkan badannya beranjak pergi dari Nuri tak mengerti mengapa kedua orang tuanya bertengkar di situ dan Fadli juga tak bisa bicara banyak, ia hanya mengajak Nuri untuk Fadli dan Ida berlanjut di rumah kediaman Tamrin. Di sela-sela pertengkaran itu Nuri juga angkat mengatakan bahwa Nuri mau saja kembali ke Surabaya, asalkan Bulan juga turut serta ikut ke sana bersama Nuri."Ibu tak setuju, Nuri!" bantah Ida terhadap usulan anaknya itu."Kalau kita membawa Bulan, itu berarti perempuan mantan ayahmu itu juga akan turut serta," ujar Ida kata ibunya, Nuri menangis bermohon dengan tangan bersimpuh."Ayah, Ibu, selama ini aku tak punya teman, tapi kali ini aku merasa bahagia sekali punya teman seperti Bulan yang tulus dan ikhlas."Aku belajar banyak hal dari Bulan, meski ia terlahir tak sempurna tapi ia tak pernah marah pada Tuhan, ia tak pernah mengutuk nasibnya, Bulan selalu ceria, ia terus saja riang, Bulan selalu berkata bahwa hidup itu begitu indah walaupun yang ia lihat sepanjang hidupnya hanyalah sebuah ruang gelap. Bulan juga berkata padaku bahwa cacat fisik yang ia terima adalah kado terindah yang pernah Tuhan berikan padanya."Ayah, Ibu, Bulan ingin sekali melihat warna-warna bunga, ia rindu bisa menatap pelangi, lalu aku menceritakan warna bunga dan warna pelangi itu padanya, kemudian ia menghapalkannya, walau sebenarnya ia tak tahu apa bedanya warna-warna itu."Ayah, Ibu, aku tahu hidupku tak akan lama lagi, bukan? hatiku semakin lama akan melemah dan mungkin saja aku akan mati, tapi dari Bulan aku punya semangat hidup, Ayah! ibu! aku akan terus berjuang melawan penyakit ini seperti kata Bulan, hidup ini begitu indah, oleh karena itu aku ingin terus merasakan keindahan itu."Ayah, Ibu, jika kalian tidak menyetujui keinginanku pun juga tak apa-apa, aku tak bisa membantah kalian, semua ini aku ungkapkan, seandainya aku bisa bermohon, itu saja."Air mata Nuri terus bercucuran dalam menyampaikan permohonannya keduanya hanya terdiam dan bungkam seribu bahasa. sedangkan Ida mulai menurunkan egonya serta menyetujui Agar Bulan ikut bersama mereka ke Surabaya tentunya juga dengan Hawa dan Bulan ikut bersama keluarga Nuri Ke Surabaya. Nuri merasa sangat senang sekali bisa bersama Bulan sahabatnya demi hari telah dilalui bahkan berminggu-minggu sudah lamanya Hawa dan Bulan tinggal bersama dengan keluarga Nuri, namun lama kelamaan, perlakuan Ida semakin buruk terhadap Hawa dan cemburu Ida rupanya belum lagi hilang kepada Hawa, sehingga di belakang suami dan anaknya Ida tega memperlakukan Hawa seperti selalu kasar pada Hawa dan Bulan, Ida sering membentak, memaki, mencaci dan menghina Hawa dan Bulan Bahkan Ida tak segan-segan main tangan ketika ia sedang marah pada Hawa dan Hawa terlihat selalu menangis, pun begitu juga dengan Bulan meski kadang bulan tak mengeluarkan air mata karena Bulan memang seorang yang ketika, Nuri berbincang-bincang kepada ayah dan ibunya."Ayah, Ibu, seandainya nanti aku sudah tak kuat lagi melawan penyakit ini dan waktuku telah habis, aku ingin memberikan kedua mataku untuk Bulan, apa ayah dan ibu setuju? tanya Nuri dengan berharap."Nuri ..! bicara apa kau ini, ibu tak mau kau bicara seperti ini lagi, sudah, Stop! berhenti bicara, cepat masuk ke kamarmu, tidurlah!, ada-ada saja," umpat Ida yang tak senang mendengar ucapan anaknya Fadli hanya menatap anak perempuannya itu berjalan perlahan menuju kamar dengan rasa sisi lain, di saat Hawa membersihkan ruangan, Hawa tak sengaja menemukan secarik kertas yang berisi riwayat penyakit yang di derita Nuri, peradangan hati akut dan ia baru tahu bahwa Nuri selama ini sedang Ida berpikir bahwa Bulan telah membawa pengaruh buruk buat Nuri, hingga Nuri berkeinginan memberikan kedua matanya untuk diam-diam, Ida menjumpai Hawa dan Bulan. Ida mengusir mereka berdua dengan sangat marah. Sedangkan di luar tengah terjadi hujan lebat. Namun Ida tak peduli, ia tetap mengusir Hawa dan kemana Hawa dan Bulan akan pergi hujan-hujan malam begini, tetapi mereka berdua harus beranjak meninggalkan rumah keluarga itu saat Nuri dan Fadli sedang lelap dalam tidur mereka, terakhir terlihat Hawa menggendong Bulan keluar meninggalkan rumah keluarga harinya, Nuri menangis karena merasa kehilangan Bulan. sedangkan Fadli langsung menuduh mentah Ida. Prasangka Fadli menjurus kepada Ida. Ini pasti istrinya yang mengusir Hawa dan Bulan. Akhirnya karena merasa terdesak, Ida pun mengakui pengusiran yang dilakukannya mencoba mencari Hawa dan Bulan di seantero kota Surabaya, namun tak pernah ada petunjuk untuk menemukan mereka yang dilalui Nuri kini terasa hambar, ia sering termenung dan menangis. Semangat hidupnya kembali menurun. hingga pada suatu hari, Tubuh Nuri menggigil, ia berkeringat, wajahnya pucat dan Nuri merasa lemas, dadanya sesak sampai ia jatuh pingsan. Ini pertanda masa kritis Nuri telah dan Ida membawa anak mereka ke Rumah Sakit dan menjumpai dokter Yudha yang biasa menangani Nuri selama ini."Bagaimana Nuri, dok?" tanya Fadli dengan cemas."Operasi akan kita lakukan segera Pak Fadli! Bapak jangan khawatir, kita sudah mendapatkan pendonor yang cocok untuk Nuri," ucap dokter dan Ida merasa bersyukur. Akhirnya ada donor juga buat Nuri. Ini berarti peluang kesembuhan buat Nuri semakin besar dan sebentar lagi Nuri akan terbebas dari penyakitnya jika operasi ini berjalan lancar meskipun disisi lain mereka berdua cemas selama proses operasi empat Jam operasi itu berjalan, Fadli dan isterinya terus di selimuti cemas menuggu dokter Yudha keluar dari ruang operasi dan mengucapkan selamat operasi transplantasi hati untuk Nuri berhasil, Nuri telah melewati masa kritisnya dan sebentar lagi Nuri akan siuman."Oh ya dok, boleh kami tahu data orang yang telah mendonorkan hatinya untuk anak kami dok?" tanya Fadli dengan penuh penasaran."Pendonor itu mendatangi saya bersama ibunya, ia katakan donor ini atas keinginannya sendiri dan setelah ibunya menandatangani beberapa surat pernyataan maka kami lakukan pemeriksaan dan ternyata cocok," papar dokter Yudha."Oh ya! kata pendonor itu, ia mengenal Nuri, makanya sebelum operasi, ia meminta saya untuk merekam suaranya sebagai pesan kepada Nuri, nanti saya kirim ke WhatsApp Pak Fadli, tapi tolong setelah didengar, langsung dihapus atau paling tidak jangan disebarluaskan."Ciri-ciri fisik anak itu, ia cacat, buta dan lumpuh, kalau tidak salah namanya Bulan," ujar dokter Yudha melanjutkan Nama Bulan, Fadli dan Ida langsung menangis haru. Terlebih-lebih lagi Ida yang menyesali perbuatanya pada Hawa dan Nuri siuman, Fadli memperdengarkan rekaman suara Bulan yang di kirim dokter tadi padanya. Rekaman suara itu berbunyi."Untuk Nuri sahabat terbaikku, teruslah tersenyum karena hidup begitu indah bukan?. jangan pernah merasa tidak beruntung walau bagaimanapun keadaan diri, sebab Tuhan selalu punya alasan dan jawaban atas segala pertanyaan kita."Nuri, jangan lagi mencariku, karena aku tidak pernah jauh darimu, aku selalu hidup di dalam dadamu, rasakan detak jantungmu, dengarlah sungutanku di situ, sudah kau dengar hatimu? aku cerewet sekali bukan?."Nuri, terimakasih telah mengajari aku tentang warna bunga dan pelangi, semua akan aku ingat selalu meski kini aku hanya segumpal daging di dadamu,"Terimakasih Nuri! dan semoga kau tak pernah bosan memakai hatiku di dadamu."Nuri, aku ucapkan selamat punya hati baru dan selamat tinggal, salam dari aku 'Bulan Tanpa Cahaya'.Selesai rekaman itu diputar, ruangan seakan banjir air mata. Sementara Ida terus saja menyalahkan dirinya. batinnya penuh dengan pemakaman Bulan di dekat Rumah Sakit itu, Hawa berdiri menatap gundukan tanah penimbun jasad anaknya. Lalu Fadli, Ida dan Nuri datang menghampiri. Kemudian Ida berucap."Hawa, maafkan aku, aku sangat menyesal sekali, andai kau berminat, aku ingin kau tinggal bersama kami lagi.""Ida, tak ada yang salah dan tak ada yang perlu dimaafkan karena semuanya sudah menjadi kehendak Sang Pencipta."Sekarang Nuri adalah Bulan dan Bulan adalah Nuri karena mereka telah bersatu dalam satu tubuh, dalam satu jiwa," pungkas Hawa."Lalu kemana kau akan pergi Hawa?"tanya Ida."Entahlah! yang pasti aku ingin pulang ke kampung halaman di Sei Berombang dan setelah itu entah ke mana lagi nanti angin akan membawa kakiku melangkah," jawab Hawa mendekati dada Nuri dan berucap."Nak, Ibu pergi dulu, jaga dirimu baik-baik, lalu Hawa memeluk Nuri dengan erat, terasa detak kencang di dada Nuri, Hati Nuri itu terus berdebar dan berdegup dengan cepat hingga membuat Nuri mengeluarkan air mata yang mengucur membasahi tetap melangkahkan kaki dan pergi jauh dari pandangan Sampai ia tak terlihat lagi oleh T a m a t-Pesan moral yang terkandung dalam cerpen bulan bersembunyi di balik hati - Menyelamatkan nyawa merupakan perbuatan yang sungguh istimewa dan luar biasa- Jangan terlalu cepat berparang buruk pada orang lain- Jangan terbakar luka masa lalu karena terkadang bisa membuat penyesalan seumur hidupCerpen sedih yang menyentuh hati dan mengharukan adalah cerita fiktif belaka namun bisa membawa kita kedalam alur ceritanya.

cerpen sedih bikin nangis tentang keluarga